Bapa,
Tumpukan mainan balok kayu kecil, kutemukan dalam sebuah kotak tua,
yang pernah menjadi kesukaan anakku, terlihat sudah lama tak disentuh . . .
dulu anakku sering mengajakku bermain balok-balok itu . .
Jawabku, mainlah sendiri dulu, sebentar lagi . . . .
Saat kutengok dia, tertidur dengan balok kayu digenggamnya. . .
Sebuah buku tentang mewarna, kutemukan tidak jauh dari kotak tua,
Sebagian sudah diberi warna, lucu dengan daun berwarna biru. .
dan gunung berwarna kuning. . .
dulu anakku sering mengajakku bersama, mewarnai bukunya. . .
Jawabku, warnailah dulu sendiri, sebentar lagi . . .
Saat kutengok dia, tertidur dengan crayon dalam genggamannya. . .
Waktu sangat cepat berlalu, Anakku kini menjelang dewasa. . .
Tak pernah lagi mengajakku bermain balok. . .
ataupun mewarna bukunya. . . .
Kini kubermain balok dan kuteruskan mewarna buku sendiri . . .
Hal kecil yang pernah aku abaikan dulu . ternyata terasa sangat indah sekarang. . .
Kalau bisa ingin kuputar balik waktu ini. .
Ada penyesalan dalam hati. Keindahan dariMu melalui anakku
telah aku sia-siakan
Ampuni aku Bapa, Ajari aku Bapa, agar esok tidak menyesali
apa yang kulakukan hari ini
Amin . .
Senin, 22 Februari 2010
Doa satu menit penyesalan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “Doa satu menit penyesalan.”
Posting Komentar